Friday, September 4, 2015

Mackie Creative Reference™ Series

Mackie Creative Reference™ Multimedia Monitors dirancang untuk keperluan home studio, multimedia, AV post-production, broadcast dan berbagai kebutuhan entertainment dengan studio-quality design dalam packaging yang kompak dan elegan. Mackie Creative Reference™ terdiri dari 2 varian, yaitu CR3 dan CR4.


Baik CR3 maupun CR4 memiliki power 50 watt dengan tingkat clarity dan artikulasi yang tinggi. Yang membedakan keduanya adalah woofer yang digunakan, CR3 menggunakan 3″ polypropylene-coated woofer sedangkan CR4 menggunakan ukuran 4". Untuk merespon frekuensi tinggi, keduanya juga  sama-sama menggunakan .75" ferrofluid-cooled silk-dome twetter. Perpaduan tersebut menghasilkan frekuensi yang lebar untuk sebuah multimedia monitor full range (berkisar antara 70Hz - 20kHz).

Dengan fitur-fitur premium yang sama dengan fitur monitor mahal lainnya, Mackie CR3 dan CR 4 layak jadi pilihan utama untuk kebutuhan monitor. Dari segi harga, Mackie CR Series sangat terjangkau. Apalagi saat ini sedang berlangsung promo harga special. Dimana Mackie CR Series hanya bisa Anda dapatkan di Online Store tertentu. Berikut daftar online store yang menjalankan program promo exclusive ini :


Buruan langsung order sekarang juga sebelum kehabisan!



Wednesday, September 2, 2015

Play Your FreePlay™

reviewed by Richard Frank Taihutu
edited by Nanang Yuswanto

Beberapa hari yang lalu saya berkesempatan untuk mencoba produk baru dari Mackie, Freeplay™! Pada kesan pertama, saya sempat heran dengan bentuknya yang mirip sekali dengan mini compo, hm… kira-kira apa sih yang menarik dari si Freeplay™ ini?

Mackie FreePlay™

Kalau kita melihat kebelakang, memang akhir-akhir ini Mackie salalu membuat inovasi di setiap produknya, sebut saja mixer seri DL yang benar-benar membebaskan sound engineer dari konsolnya, nah kini, portable PA dengan segudang fitur-fitur!

Mari kita tinjau dari segi teknisnya dulu. Dengan power sampai dengan 300 watts, speaker ini menjanjikan suara yang cukup keras untuk ukuran sebuah portable PA. Desain speaker woofer 8” dan dual 1” HF driver membuat frequency responds (65Hz – 20KHz) cukup untuk segala kebutuhan musik. Salah satu keunggulan dari Freeplay™ ini adalah fasilitas Bluetooth yang tersemat didalamnya, sehingga kita dapat memutar musik langsung dari gadget kita ataupun mengontrol lewat apps Freeplay (Android/IOS) ketiga channel mixer dari Mackie Freeplay™ ini. 

FreePlay™App

Selain itu juga terdapat built-in mixer didalam portable PA ini, dual combo jack input, satu stereo mini TRS aux in, TRS mono out, powerful DSP dengan segudang preset voicing EQ untuk main, feedback destroyer dan juga FX. WOW! Untuk kelas portable PA dengan segudang fitur canggih tersebut, jelas FreePlay™bakal mengguncang pasar!

Fitur lengkap bisa lihat disini: Mackie FreePlay


Listening Test 

Okay, rasanya cukup melihat-lihat spek teknisnya. Kita buktikan performanya. Sebagai source, saya mengkoneksikan iPhone saya dengan FreePlay™ menggunakan fasilitas Bluetooth. Caranya cukup mudah, hanya tinggal menekan tombol Bluetooth selama satu detik kemudian Freeplay akan mem-broadcast bluetooth untuk di pairing dengan iPhone saya. Secara otomatis semua output audio di iPhone saya akan terdengar di Freeplay. Playlist lagu yang saya putar adalah Linda Ronstadt “When You Wish Upon a Star” dan Jennifer Warnes “The Hunter”.

Pada saat saya memutar lagu Linda Ronstadt, saya dapat mendengar definisi suara Linda yang cukup clear. Tonal vokal Linda di reproduksi dengan baik. Memang di frekuensi rendah agak sedikit kurang, tetapi dengan sedikit touch-up EQ di low mid semuanya bisa beres. Di awal lagu terdapat bunyi flute khas yang menjadi critical listening saya untuk mendengar respon mid-hi, dan menurut saya sudah tereproduksi dengan baik. Untuk image suaranya saya sempat bingung dengan desain dua driver HF ini, “sedikit miring rupanya… kurang center”. Ternyata hal ini terjadi karena saya terlalu dekat dengan speaker ini, sehingga sinyal dari dua driver HF ini tidak datang bersamaan di kuping saya (posisinya pun dekat dengan dinding, direct dan suara pantulannya jadi satu)

Lanjut ke lagu kedua, saya tertarik untuk melihat kegesitan dari speker ini dengan materi yang lebih dinamik. Transient-transient yang cepat dari snare di lagu ini tereproduksi cukup baik. Satu hal yang menarik untuk dicatat, speaker ini kenceng!
FreePlay dapat difungsikan sebagai monitor

Setelah puas dengan musik, saya pun mencoba melakukan test dengan menggunakan microphone, saya menggunakan mic Audio Technica ATM410 untuk ini. Lanjut “tes..tes..tes, one two… heee… haaa” seperti biasa hehehe... speaker ini punya low mid tone yang kaya, agak sedikit over menurut saya. Setelah voicing speaker saya ubah menjadi voice (speech) barulah suaranya normal. Sekali lagi saya bisa bilang kalau speaker ini cukup ‘kenceng’! saya mencoba level mic dan main level maksimum, suara vokal saya tetap direproduksi dengan baik dengan sedikit distorsi.

Secara keseluruhan saya cukup puas dengan portable speaker ini, fitur-fitur yang dimiliki speaker ini sudah sangat cukup untuk kebutuhan-kebutuhan audio portable seperti small venue, single street performer, bahkan untuk kebutuhan non musik seperti meeting, sekolah dan lain-lain. Sebagai portable PA maupun personal monitor fungsi dan dan desainnya sangat oke. Apps remote controlnya sudah cukup intuitif, sehingga pemula sekalipun bisa dengan mudah mengoperasikannya.








Oh iya, saya lupa bilang, kalau speaker ini sangat ringan loh, bahkan ada asesoris tasnya. Mau coba sendiri? Silahkan datang ke Mackie Resource Center Jakarta untuk mencoba demo unitnya.

Monday, August 24, 2015

Powersoft Sound School

Menindaklanjuti kerjasama distibusi antara antara PT. Kairos Multi Jaya - Powersoft di Indonesia, Sound School akan digelar sebagai salah satu visi dan misi kedua belah pihak dalam memberikan edukasi kepada pasar. Sound School yang akan digelar di Jakarta ini adalah kelanjutan dari event serupa yang telah sukses diadakan di Singapore dan Korea. Acara akan digelar besok pada hari Jumat, tanggal 28 Agustus 2015 di Cendana Room, Hotel Holiday Inn Kemayoran, mulai pukul 13:00 s/d 18:00.

Powetrsoft Sound School

Acara Sound School ini nantinya akan dibawakan langsung oleh Remo Orsoni, technical engineer Powersoft dengan tema bahasan Armonia Pro Audio Suite™.
Remo Orsoni


Sebagai salah satu visi dan misi dalam memberikan edukasi pasar, acara Sound School ini tidak akan dipungut biaya bagi siapapun yang ingin mengikutinya. Untuk mengikuti, Anda harus mendaftar ke PIC yang telah ditunjuk, karena tempat sangat terbatas. Hanya untuk 50 peserta,

PIC :
Sdr. Niki 0818 781 319
Sdr. Nanang 0856 1153 927

Thursday, July 30, 2015

Selamat Datang Powersoft


Pertengahan bulan Juli lalu, Powersoft dan Kairos Multi Jaya telah melakukan kesepakatan kerjasma distribusi untuk pemasaran produk-produk Powersoft di Indonesia,  bersanding dengan produk high end lainnya seperti DiGiCo, Allen & Heath, EAW, RCF dan yang terbaru Audio–Technica.

Kerjasama ini menandai keseriusan perusahaan yang bermarkas di Florence – Italy ini untuk mendistribusikan produk-produk mereka di kawasan Asia Tenggara dan sekaligus merayakan anniversary mereka yang ke 20 pada tahun ini. Untuk mengakomodasi kerjasama tersebut, Powersoft telah menempatkan APAC Sales Manager yang dijabat Arthur Soh dan Mr. Remo Orsoni sebagai Technical Engineer di Singapura.

 “Kami sudah lama mengagumi produk Powersoft, sehingga ketika brand ini avalaible untuk pasar Indonesia, kami segera mengambil kesempatan bagus ini,” jelas Pratama Budiman, Managing Direktor Kairos Multi Jaya. “Berdasarkan pengalaman kami dengan RCF, kami merasa sangat nyaman dan senang bekerja sama dengan perusahaan asal Italia (RCF bermarkas di Modena – Italia). Mereka memiliki amplifier berkualitas serta didukung dengan teknologi yang inovatif, membuat produk-produk mereka sangat kompetitif di pasar. Selain itu mereka juga memiliki visi yang sama dengan kami, yaitu mengedukasikan pasar dan memberikan pengetahuan kepada  customer,” imbuh pria yang akrab disapa Pak Yupo ini.

Kerjasama kali ini berlanjut dengan akan diselenggarakannya event Powersoft Sound School Indonesia pada tanggal 27 & 28 Agustus 2015. Dalam event yang bersifat edukasional ini akan ada pembahasan berbagai topik, antara lain Powersoft Armonia software, ekspolrasi dari range produk X series, petunjuk (guidance) mengenai tata cara membuat & menyimpan preset preset dari loudspeaker manufacturer data dan juga demonstrasi dari dampaing control dan sobwoofer cardioid adjustment. Event ini akan dikemas sama persis dengan event serupa yang telah lebih dahulu diselenggarakan di Singapura pada 22 dan 23 Juli yang bekerjasama dengan Electronics and Engineering Pte Ltd dan di Seoul, Korea Selatan pada 18 dan 19 Agustus yang bekerjasama dengan Dasan SR.

Menanggapi kerjasama ini, Arthur Soh berkomentar “Kairos sangat berpengalaman di pasar pro Audio Indonesia. Kami juga memiliki visi yang sama dalam hal edukasi pasar dan hal ini sangat penting dalam ikatan kerja sama kedua perusahaan untuk mencapai tujuan bersama. Saya yakin dengan komitmen kedua perusahaan ini, kami akan dapat mencapai tujuan bersama.”
Pratama Budiman menambahkan bahwa Kairos Multi Jaya memiliki rencana untuk meluaskan penetrasi pasar Powersoft ke berbagai sektor. “Powersoft seri K, M, dan Ottocanali baru saja digabung dengan X series dan mereka dapat dilihat pada equipment rack dari tempat-tempat ibadah, nightclub, auditorium, dan venue-venue lainnya,” jelasnya.

Welcome aboard, Powersoft!


Wednesday, July 22, 2015

Temukan Kami di Kairos Multi Jaya BBM Channel

Kami selalu berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada para customer kami. Salah satu kemudahan untuk menjalin kedekatan dengan para customer. kami juga hadir di BBM Channel. Kanal ini memungkinkan para customer mendapatkan informasi secara cepat dan akurat. Segera subscribe Kairos Multi Jaya BBM Channel.



Get closer. Stay connected.

Thursday, July 16, 2015

Seluruh Jajaran Direksi beserta Staff dan Karyawan

PT. KAIROS MULTI JAYA

mengucapkan

Selamat Idul Fitri 2015
1 Syawal 1436 H
Mohon Maaf Lahir dan Batin


Monday, July 6, 2015

FPGA pada dLive

Allen & Heath baru saja merilis dLive. Mixer ini bisa dibilang sebagai mixer yang pengembangannya tanpa batas. Kenapa bisa berkembang tanpa batas? Rahasia nya terletak pada chipset FPGA yang dipakai sebagai processing unit yang sebelumnya menggunakan DSP pada seri iLive.


Apakah FPGA itu?

Field Programmable Gate Array adalah sebuah IC (Integrated Circuit) yang isinya bisa didesain sesuai keperluan desainernya. Sebagai analogi sederhana, bila seorang chef memiliki berbagai bahan2 seperti  lada, garam, kemiri, kayu manis, pala, cabai dll, maka dengan mencampur bahan-bahan tersebut seorang chef dapat membuat bumbu untuk masakan apa saja. Misalnya bumbu saos padang sampai dengan cap cay. Hmmm puasa-puasa gini ngomongin makanan... yummyy!

Kembali ke FPGA...Bahasa untuk mem-program FPGA adalah HDL (bukan HDL 20a nya RCF yak), kependekan dari Hardware Description Language. Berbeda dengan DSP yang merupakan IC yang fixed. Bila dianalogikan dengan bumbu masakan, maka DSP adalah bumbu saos padang instant dalam sachet sehingga chef tidak bisa membuat masakan selain “kepiting saos padang”atau “sate saos padang”.



FPGA (Field Programmable Gate Array)

Struktur FPGA

Sebuah semi konduktor yang terdiri dari matriks CLB (configurable Logic Blocks) terhubung dengan programmable interconnect. Desainer dapat memprogram kapan saja termasuk pada saat produk telah selesai. Karena inilah dikatakan bahwa dLive dapat berkembang tanpa batas tergantung kecerdasan penulisan program dan kapasitas terpakai FPGA tersebut. 

Dari gambar dibawah maka dapat dilihat kapasitas I/O yang begitu buanyak sehingga 128 input dan 64 output bagi dLive adalah perkara kecil! Kabar baiknya I/O masih dapat berkembang sesuai keinginan pabrikan bila jumlah yang lebih dari itu dibutuhkan.






Kecepatan FPGA

Nah sekarang kita ganti contoh analogi dari bumbu masak ke pembantu rumah tangga. Idealnya kita membutuhkan pembantu untuk tugas-tugas berikut : 

1. Nyapu, 

2. Ngepel, 
3. Ngantar anak sekolah, 
4. Ke pasar,
5. Masak,
6. Cuci baju.

Ada 2 opsi untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut:


Opsi #1: Mempekerjakan seorang pembantu yang pintar/cekatan/rajin/kuat untuk mengerjakan ke 6 pekerjaan tsb. Namun dia harus mengerjakan secara beurutan dan akan memakan waktu (baca: kecepatan) yang lama menyelesaikannya.


Opsi #2 : Mempekerjakan 6 orang pembantu biasa-biasa saja (yang penting cantik) per tugas yang ada. Namun karena pembantu biasa-biasa saja ini saya harus menjabarkan tugas masing dengan detil dan tidak boleh salah. Tapi hasilnya mereka dapat melakukan tugas jauh lebih cepat dari 1 pembantu yang cekatan dan kuat tadi.


Opsi 1 mewakili DSP dan opsi 2 mewakili FPGA





Keuntungan dan kelemahan FPGA pada mixer digital

Latency Misalnya kita mau mixing 48 channel audio, berarti ada minimum 48 stream data input. Kalau kita menggunakan DSP maka data input tsb harus dikerjakan satu persatu alias NGANTRI (padahal budaya ngantri tuh bagus). Jika latency yang diijinkan hanya 2,5 milisecond maka processing per sample tidak boleh lebih : 2,5ms : 48 data in = 0,05 ms atau 50 microsecond. Lha itu baru 48 channel input gimana kalo 128 input dan 64 output ??... 

Ujung2 nya kita perlu beberapa DSP super cepat agar latency bisa dibawah 2,5 ms. Pada Digico D5 tugas ini dibagikan ke sekitar 8 SHARK DSP. Pada Allen Heath iLive tugas ini dibagikan pada 10 free scale DSP. 


Untuk tugas tsb diatas, pihak pabrik menggabungkan beberapa DSP dengan fixed architecture. Inilah juga menjadi kelemahan DSP karena fixed architecture maka pengembangan akan sangat terbatas.Pada FPGA 48 channel input dibagi ke 48 CLB dan di proses secara pararel sehingga pada saat yang bersamaan data out bisa selesai bareng, tidak heran kalau pada dLive latency-nya bisa dibawah 0,5 ms!


Ingat 6 pembantu yang kita pakai untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga tadi? Kita HARUS menjabarkan tugas secara detil dan jelas. CLB seperti pembantu yang biasa-biasa saja yang harus dijabarkan dengan software apa yang harus dilakukan, bagusnya tiap CLB dapat di program sesuai kemauan penulis software (dalam hal ini Allen & Heath). Contoh nya suatu saat saya bisa menjabarkan tugas lain pada pembantu yang biasa nyuci baju menjadi tukang masak kepiting saos padang. 


Jadi kalau CLB yang tersedia sangat banyak dan belum terpakai maka kita dapat mencadangkan CLB tsb untuk keperluan pengembangan .... sama aja kalo kita punya stok pembantu cukup banyak maka kita dapat mem-program pembantu yang lain untuk jadi office girl di kantor. 



Kesimpulan


FPGA memiliki kecepatan yang fantastis dan berkembang tanpa batas. Namun karena dia biasa-biasa saja, maka waktu restart program tadi harus diulang sehingga kelemahannya waktu diperlukan pada saat restart menjadi lebih lama.

Karena processing power FPGA sangat cepat dan powerful maka signal dengan data besar seperti 96 Khz menjadi mudah diproses dengan latency yang sangat rendah. Latency yang rendah dan processing power akan sangat berpengaruh dengan mutu suara.



Dengan FPGA sebuah mixer digital mampu melakukan AI (Artificial Intelligence) yang tidak mungkin dilakukan DSP.

Mau tau tentang AI dalam digital mixer ???

by Pratama Budiman

Thursday, July 2, 2015

KLOTZ TITANIUM

Dalam dunia perkabelan audio/video, performa dan nama Klotz sudah tidak terbantahkan lagi kualitasnya sejak tahun 1979. Baik di Jerman maupun perusahaan-perusahaan instalasi - rental sound system - perlengkapan multimedia kelas dunia mempercayakan performa dan konsistensi produk-produk Klotz.  

Dalam dunia musik, dulu, para musisi khususnya gitaris dihadapkan pada 2 pilihan kabel untuk mengakomodasi kebutuhan mereka; yaitu great sound atau low cable microphony. Mungkin termasuk Anda. Tapi saat ini, Klotz TITANIUM menggaransi mampu mengakomodasi keduanya; Superb Sound Quality PLUS Minimal Microphony dalam satu kabel!




Spesifikasi
   Ultra-low capacitance (75 pF/m)
   High-quality 99.95 cent copper conductor
   foamed PE insulation
   Separating layer to optimize signal
   highly conductive PE screen
   spiral shield of ultra-fine copper wire
   abrasion-resistance highly flexible outer jacket.

Klotz benar-benar berhasil membuat terobosan baru yang revolusioner dalam hal design maupun teknologi. Dengan konduktor tembaga berkualitas tinggi (99,95%) dan ultra-low capacitance 75 pF/m, Klotz TITANIUM tidak hanya memastikan sinyal dan tone yang superb; tetapi juga sangat rigid dan tangguh dalam mengeliminasi subsonic noise, motion noise serta berbagai interference. Dengan kemampuan tersebut, ditambah konektor Neutrik 2p, 6,35 mm (terdapat pilihan silentPLUG™) yang dikombinasikan dengan reputasi dan pengalaman yang dimiliki Klotz dalam teknologi kabel selama bertahun-tahun, membuat kabel ini benar-benar unik dan special.
SilentPLUG™ adalah sebuah teknologi pada konektor yang memiliki kemampuan switched ON ketika dicolokkan dan swithed OFF (mute signal) pada saat konektor dilepas dari gitar, secara otomatis. Pada kabel dan konektor pada umumnya, pada saat konektor di unplugged dari gitar pada posisi ampli masih ON, akan terdengar lagi suara noise atau hum. Dengan SilentPLUG™Jadi Anda tidak perlu mengecilkan volume atau memencet fitur stand by pada ampli. Cukup lepas konektor, maka SilentPLUG™ akan bekerja dengan sendirinya me-mute suara 'ribut' pada ampli.

Kabel ini diproduksi di Jerman. Setiap kabel melewati serangkaian test sebelum diantar ke pemakai. Salah satunya adalah metode battery test untuk memastikan kabel dapat menghantarkan sinyal dengan baik. Tidak hanya sekali, tapi berkali-kali. Itulah kenapa Klotz sangat percaya diri menggaransi setiap pemakai TITANIUM dengan garansi seumur hidup!

Kabel premade ini memiliki alternatif panjang 3 meter, 4,5 meter, 6 meter dan 9 meter. Akan tetapi yang masuk ke Indonesia ukuran 3 meter dan 6 meter. Pasti sudah pada tahu khan, semakin panjang kabel semakin banyak sinyal yang di ”korupsi” (signal loss) dan semakin menurunkan clarity sinyal yang dibawa.
Summary

Dengan material konduktor berkualitas tinggi dan capacitance yang rendah, Klotz TITANIUM yang tergolong high-end premade cable ini memiliki transparansi sinyal yang maksimum, akan tetapi memiliki kemampuan meng-kompres pada level ultra rendah! Hasilnya, sound yang dihasilkan benar-benar outstanding!

Pada edisi berikutnya akan kita bedah kabel ini dan dibandingkan kualitasnya dengan kabel lain (video preview). See you very soon!


Tuesday, June 30, 2015

POWERSOFT

Sekali lagi, kami kembali dipercaya oleh salah satu pabrikan produk power amplifier ternama di dunia untuk mendistribusikan produk-produknya di Indonesia; Powersoft. Power amplifier yang diproduksi oleh Powersoft dapat ditemui system array di berbagai stadion, theme park, gedung pertunjukan airport convention center, gereja dan banyak perusahaan tour sound.

Sebagai pelopor 'GreenAudioPower', Powersoft menekankan perlunya industri yang ramah lingkungan secara berkelanjutan, seperti memaksimalkan tenaga surya, mereduksi penggunaan tenaga listrik untuk sound system dengan menghadirkan teknologi power amplifier yang efisien. Produk-produk Powersoft telah disetujui oleh LEED (Leadership in Energy and Environmental Design), sebuah desain konsultan yang terakreditasi.

Ternyata visi kami sama dengan visi Powersoft. Mereka sangat menekankan edukasi sebagai alat untuk memasarkan produk mereka. "Pelanggan yang memiliki knowledge mereka akan menentukan sendiri produk mana yang berkualitas dan tidak", begitu kata Powersoft.
So ... nantikan SOUND SCHOOL dari Powersoft hadir kembali di Jakarta!