Friday, March 27, 2015

Ciputra Artpreneur Jakarta Dibuka Dengan Sistem A/V Yang Mengesankan


Berlokasi di segitiga emas Jakarta di lantai atas Ciputra World Jakarta Mall, Ciputra Artpreneur akhirnya dibuka untuk umum. Keluarga Ciputra tidak hanya ingin mempertunjukan koleksi benda seni mereka untuk umum, tetapi juga untuk memberi dorongan pada dunia seni di Indonesia dengan memberikan Galeri, Theater dengan standar internasional, Musium, dan ruang serba-guna (multifunction hall). Dipasarkan sebagai tempat tujuan untuk mencari, meng-eksplorasi, merasakan dan merayakan seni Indonesia maupun Internasional, tempat seluas 10000m2 ini benar-benar menarik perhatian peminat seni di dalam dan luar Indonesia.

Ciputra Artpreneur memiliki tiga galeri utama, tetapi Art Show Gallery yang juga berfungsi sebagai exhibition hall ini yang membuat perbedaan dalam keunggulan A/V. Dengan desain ruangan seperti terowongan yang besar, dan dinding kaca yang sangat besar menawarkan pemandangan kota Jakarta di satu sisi, serta dua buah tangga spiral yang megah di kedua ujung ruangan. Dinding, lantai serta atap di galeri ini dibuat hidup menjadi nyata dengan menggunakan teknologi dari proyektor Christi dan sound system dari Meyer Sound.

PT. V2 Indonesia dipercayakan untuk mendesain dan memasang teknologi video di Art Show Gallery. Empat belas proyektor digital 10000 lumens Christie WX10-KM WXGA dipasang didepan dinding kaca dengan jarak yang sama antar proyektor. Tiap proyektor ini menerima input menggunakan kabel Cat-5 yang terhubung ke prosesor standalone GeoBox G-104 yang memberikan screen edge blending dengan menggunakan interface DVI. Ruang kontrol Art Show Gallery dilengkapi dengan monitor dan GUI yang terhubung ke empat belas prosesor GeoBox G-104 dimana operator video dapat memastikan bahwa ke empat belas proyektor tadi mampu memproyeksi gambar ke layar raksasa 54m x 8,6m.

PT. Kairos Multi Jaya memasang sembilan ceiling speaker Stella-8 dari Meyer Sound dengan tambahan 10 MM4XP miniature loudspeaker, dua UP4XP dan empat subwoofer MM10XP yang semuanya juga dari Meyer Sound. Dengan menggunakan DAW Pro Tools 11, sistem ini memberikan 25.4  surround sound playback, sementara prosesor MediaMatrix NionNe dan Cab4n memberikan manajemen konfigurasi didalam galeri maupun ke theater utama jika dibutuhkan. Setiap speaker didalam galeri telah di program untuk dapat berjalan secara independen. Dengan menggunakan Dante, prosesor Nion dapat di hubungkan dengan DAW Pro Tools 11, yang kemudian di hubungkan dengan software video Resolum melalui Midi. Dengan menggunakan Dante Network, semua sinyal audio dapat di kirim ke semua galeri, musium, theater, serta ke semua fasilitas Back of House (BOH).


Pada malam sebelum Hari Kemerdekaan Indonesia, keluarga Ciputra merayakan hari ulang tahun perkawinan Ir. Ciputra yang ke 60. Kesempatan ini juga dimanfaatkan sebagai pembukaan dari theater Ciputra Artpreneur, dengan menampilkan drama musikal pertemuan romantis Ir. Ciputra yang di perankan oleh artis-artis papan atas. Para penonton dapat merasakan sudut pandang theater yang sempurna di setiap kursi dan akustik ruangan yang luar biasa, sementara melihat pertunjukan di theater dengan standar dunia pertama di Indonesia yang memiliki modular stage, orchestra pit, dan fly gallery. Director of System Optimisation Meyer Sound, Bob McCarthy terbang langsung dari markas besar Meyer di California ke Jakarta untuk men-tune semua perlengkapan Meyer di theater sebelum acara pembukaan. Terdiri dari 10 per side speaker array MICA, 6 array subwoofer HP700 dengan konfigurasi cardioid dipasang diatas prosenium tengah panggung bersama speaker center fill CQ-1. Speaker fill dari theater dilengkapi dengan delapan UPM (depan), empat UP Junior (belakang) dan dua UPJ (side-fill). Theater ini juga dilengkapi dengan mixer digital DiGiCo SD7 di dalam control room.

Disadur dari ProAudio-Central

Thursday, March 26, 2015

PRODUCT REVIEW : Audio-Technica ATH-M20x, ATH-M30x dan ATH-M40x

by Richard Frank Taihutu

Halo pembaca setia blog Kairos Multi Jaya. Apa kabar? Pada kesempatan ini saya akan membahas lebih banyak lagi tentang Headphone dari Audio-Technica, kali ini tiga headphone sekaligus yang kita akan bahas.

Line up yang kita akan bahas adalah dari seri professional headphones Audio-Technica, studio monitoring. Line up ini baru saja menambah keluarga baru dengan dua tipe sekaligus, yaitu ATH-M70x dan ATH-R70x (yang merupakan headphone open back pertama dari Audio-Technica). Tetapi yang akan saya bahas adalah seri M20x, M30x dan M40x.

Sewaktu sedang iseng di kantor pusat Kairos, saya mendapati tiga buah headphone Audio-Technica ex-demo ini. Karena latar belakang saya di dunia recording, saya tertarik untuk membandingkan ketiganya melalui DAW.



Baiklah, secara umum yang membedakan dari ketiganya adalah frequency response-nya, ketiganya memakai driver dengan diameter yang sama 40mm dengan magnet Neodymium. Impedansi relatif sama kecuali untuk M40x (35ohm). Secara fisik tidak banyak perbedaan, hanya saja ada fitur-fitur tambahan seperti detachable cable untuk M40x, perbedaan bentuk ear pads dari ketiganya, maupun rotate-able pads.

Namun yang menjadi perhatian saya adalah sonic quality dari headphone itu sendiri, untuk itu saya akan membandingkan ketiga headphone tersebut menggunakan DAW dan playlist lagu-lagu yang sudah saya kenal betul contour dan sonic quality nya. DAW yang akan saya pergunakan adalah Presonus Studio One 2, sedangkan untuk playlist lagunya adalah Linda Ronstadt “When You Wish Upon a Star” dan “Straighten Up dan Fly Right”.

ATH-M20x
Sesaat setelah intro flute dari lagu “When You Wish Upon a Star” diputar, saya dapat langsung mendengar udara dari pemain flute tersebut. Suara Linda pun terdengar natural. Sedikit coloration di mid frequency. Low end-nya pun terdengar tidak overpowered. Kemudian di lagu “Straighten Up dan Fly Right” saya mencoba mendengar kegesitan heaphone ini di lagu yang mempunyai trasient yang cukup cepat. Hasilnya sangat memuaskan, M20x cukup gesit untuk transient cepat. 

ATH-M20x

ATH-M30x
Hal yang sama juga saya dengar disini, baik di track 1 maupun track 2 saya mendengar konsistensi di low frequency-nya, namun coloration di mid frequency-nya subtle sekali. Suara vocal Linda disini menjadi lebih warm dan hi-nya pun lebih enak didengar. Begitupun di transient yang cepat, headphone ini pun cukup gesit.

ATH-M30x

ATH-M40x
Disini saya menemukan contour yang lebih flat dari kedua headphone sebelumnya. Response frequency low-nya pun lebih berasa dibanding sebelumnya. Di track 1 suara vocal Linda menjadi sangat natural dan jernih. Saya pun dapat mendengar suara flute yang lebih bright di awal intro lagu ini. Respon transient cepat di track 2 pun terasa lebih gesit dari sebelumnya, hampir seperti saya mendengarkan headphone open back. Dan ketika di putar pada gain headphone yang cukup kencang pun saya masih mendapatkan clarity yang baik.

ATH-M40x

Kesimpulan
Pada waktu melakukan test diatas, gain dari masing-masing headphone relatif sama. Maximum gain sebelum clipping pun cukup tinggi. Pada Track 2 pun ketiga headphone bekerja dengan sangat baik pada lagu ini, mengingat transient di lagu ini sangat cepat dan eksplosif di dynamic range-nya.
Saya menemukan bahwa contour frequency di ketiga headphone ini sedikit berbeda satu dengan yang lainnya, M40x yang cukup flat dibanding yang lain. Dari sini saya dapat menarik kesimpulan beberapa aplikasi yang tepat untuk masing-masing headphone tersebut.

M20x sangat cocok sekali digunakan untuk sebagai headphone monitor pada saat recording, misalnya saja untuk kebutuhan tracking vocal, karakter headphone ini sangat nyaman sekali untuk suara vocal, coloration di mid frequency ini membantu membuat vocal lebih kedepan.

Sedangkan M30x lebih fleksibel untuk digunakan sebagai headphone monitor maupun untuk critical listening pada saat mixing ataupun mastering. Respon low yang sangat enak dan tidak berlebihan, serta sedikit sekali coloration di mid-nya.

M40x ini adalah favorit saya, dengan karakter suara yang lebih flat dan dynamic range yang besar membuat headphone ini sangat cocok digunakan pada saat mixing atau pun mastering. Oh iya, kesimpulan saya diatas bukan berarti kedua headphone sebelumnya tidak bisa digunakan untuk mixing ataupun mastering loh. Frequency response dari M20x dan M30x sudah sangat bagus untuk digunakan sebagai reference untuk mixing maupun mastering.

Sedikit tambahan yang cukup menarik, noise bleed dari ketiga headphone ini sangat kecil sekali, dan pad-nya pun sangat nyaman untuk digunakan dan tidak sakit di telinga walaupun untuk pemakaian yang lama sekalipun.


RFT

Friday, March 20, 2015

TRADE IN PROMO GLD SERIES

Program Distributor ALLEN & HEATH

Kairos Multi Jaya selaku distributor Allen & Heath di Indonesia menyelenggarakan Program Trade In GLD Series. Program ini sangat menarik, karena ini kesempatan bagi Anda untuk meng-upgrade mixer analog atau digital Anda yang lama, merk dan type apapun, minimal 24 channel, serta masih berfungsi dengan baik, untuk diganti mixer Allen & Heath GLD Series baru dengan DISKON sampai dengan 48%. WOW!

Ada 2 paket menarik yang ditawarkan dalam Program Trade In GLD Series ini, yaitu:

1. GLD-80  + 1xAR2412 + 1xAR0804 semula seharga Rp. 155.000.000 menjadi Rp. 85.000.000

2. GLD-112 + 1xAR2412 + 2xAR0804 semula seharga RP. 206.000.000 menjadi Rp. 107.000.000

Program ini dimulai dan diluncurkan pada tanggal 19 Maret 2015 bersamaan dengan penyelenggaraan SMEX 2015 di Grand City Surabaya, sampai dengan 30 Juni 2015 ATAU selama persediaan masih ada. Hubungi Kairos Multi Jaya untuk keterangan lebih lanjut serta informasi dealer yang mengikuti program ini. Buruan, jangan sampai menyesal karena kehabisan.




Pantau terus website, blog dan kanal social media Kairos Multi Jaya untuk update-update selanjutnya.

Wednesday, March 11, 2015

AUDIOHUB 2X4

Your Ultimate Electronic Music Production Hub

Audiohub 2x4 adalah gabungan dari audio interface dan USB hub untuk peralatan electronic music production (EDM) dengan menggunakan teknologi dan kualitas dari Focusrite. Dengan alat ini, Anda dapat menghubungkan dan memberi power ke semua peralatan Anda sekaligus dan mendapatkan ultra-low latency audio dan output yang sangat kencang.


Membuat setup anda menjadi lebih simple dan rapi

Bosan dengan USB hub, audio interface, kabel-kabel dan power adapter berserakan di meja studio Anda? Sama. Kami juga! Karena itulah kami mendisain unit yang dapat mengatasi hal-hal tersebut diatas. Hubungkan saja semua USB dan peralatan audio anda ke Audiohub 2x4!


Tiga port USB 2.0 untuk bus powering setup Anda


Matched stereo input untuk sampling audio dengan kualitas suara yang jernih


Empat RCA line atau dua balanced jack output dengan kualitas audio yang tinggi



Focusrite Sound Inside
Alat ini bukan hanya sekedar USB hub; tetapi juga adalah audio interface yang sangat luar biasa. Kami bekerja sama dengan Focusrite, salah satu perusahaan yang membuat audio interface terbaik di dunia, untuk memastikan Audiohub 2x4 memberikan Anda kualitas audio 96kHz sampling rate dan 24bit depth. Hal ini memastikan Anda mendapatkan sample dan capture dengan kualitas audio terbaik dan playback dengan zero latency hanya dengan satu tombol saja.




Cocok untuk Live Performance

Sambungkan alat ini ke main speaker Anda dan cue sub untuk output balanced dan unbalanced dengan kualitas tinggi  dan independent level control. Output headphone alat ini juga sangat kencang, dimana sangat penting untuk live performance. Volume dan status control pun ada di panel atas alat ini, sehingga Anda mendapatkan akses yang mudah di kondisi ruangan yang gelap sekalipun. Alat ini di lengkapi dengan chasis metal yang kuat.





Beat Making and Sampling with NI Maschine
Sample audio dengan kualitas yang jernih melalui matched stereo inputs dan audio konversi Focusrite, kemudian memutar playback dengan konversi yang sama dari Focusrite dengan kualitas audio yang luar biasa, ultra-low latency dan output yang super kencang. Anda bisa melakukan itu semua sambil memberi power (bus-powering) ke semua peralatan USB Anda, sehingga membebaskan Anda dari sambungan kabel-kabel dan power supply yang berantakan.



Kecilkan DJ Rig Anda

Tinggalkan segala keruwetan Anda di rumah. Sambungkan semua peralatan DJ anda ke Audiohub, dengan output loudspeaker dan headphone yang kencang dan independent level control, membuat setup Anda menjadi lebih simple.

Produce and Perform Electronic Music
Sambungkan dan nyalakan semua Novation USB dan MIDI gear Anda melalui Audiohub. Alat ini akan menyalakan peralatan Anda sekeras yang Anda mau, sementara Anda memainkan synth Anda dengan kualitas audio dari Focusrite, dan playback dengan zero latency.


Simplify Peralatan Mobile Anda

Terkadang untuk menghubungkan iPad ke setup Anda dapat menjadi hal yang sangat merepotkan. Untungnya, Anda dapat menghubungkan semua peralatan USB dan peralatan audio anda ke Audiohub 2x4, kemudian hubungkan ke iPad anda menggunakan camera connection kit. Anda hanya tinggal play musik Anda tanpa harus menghabiskan power di iPad Anda.


Edisi selajutnya akan kita bahas tentang bagaimana memaksimalkan AudioHub 2x4 ini.

Tuesday, March 3, 2015

ALLEN & HEATH QU-PAC : KECIL-KECIL CABE RAWIT

Hello... Beberapa waktu lalu, bersamaan dengan penyelenggaraan NAMM Show 2015, Allen & Heath secara resmi memperkenalkan Qu-Pac. Nah, sambil menunggu kedatangannya masuk ke Indonesia, mari kita bahas beberapa keunggulan dan fungsi dari mixer mungil ini.



Mixer ini sebenarnya mempunyai semua kelebihan dari pendahulunya Qu-Series, hanya saja tanpa fader. Qu-Pac sendiri di aplikasikan untuk venue kecil, sekolah, ruang meeting, dan studio rekaman. Mixer ini ditujukan memang untuk wireless live mixing, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk studio rekaman juga.

Qu-Pac secara fisik mempunyai 16 input (sama seperti Qu-16) tetapi memiliki DSP dari Qu-32, artinya mixer ini dapat di expand menjadi 38 input melalui dSnake expander dan AB168 audiorack. 

Fitur-fitur baru seperti audio ducker, dan juga custom permission, membuat Qu-Pac cocok untuk instalasi gedung dimana kebutuhannya untuk sistem paging ataupun BGM. Bentuk fisiknya yang kecil sehingga mudah untuk disembunyikan jika di inginkan. Custom permissionnya juga dapat memudahkan engineer untuk membuat preset dimana user non-technical pun dapat memakainya dengan mudah (contoh, preset dimana user hanya dapat merubah level dari zone tertentu).



Tetapi, didunia wireless sekarang ini juga tidak dapat menjamin koneksi yang seratus persen bebas masalah, untuk itu Qu-Pac pun tetap dapat digunakan secara lokal (tanpa interface wireless). Semua fitur dan processing dari Qu-Pac dapat di atur di front panel dan rotary button-nya.


Satu hal yang menarik untuk dibahas adalah ketika Qu-Pac di pakai untuk aplikasi studio rekaman. Karena bentuknya yang kecil, Qu-Pac pun dapat di letakan di desk recording, lalu di stack dibawah display monitor. Perfect!

Fitur multitrack USB recordingnya pun dapat di manfaatkan sebagai backup ataupun sebagai demo mix untuk pemain bandnya, cukup hanya dengan External HDD tanpa harus melalui DAW.

Fasilitas wireless mixing-nya pun dapat di manfaatkan untuk personal monitoring. Penyanyi hanya tinggal membawa iPad ataupun iPhone dan dapat me-mixing sendiri monitor mereka pada saat rekaman (selain menggunakan ME-1 – personal monitoring Allen & Heath untuk mixer digital Allen & Heath)


Audio Processing dari Qu-Pac pun dapat digunakan, hal ini akan mengurangi beban DSP dari DAW anda. Untuk spesifikasi teknis, silahkan baca lagi di tulisan tentang Qu-Pac sebelumnya.

Sangat menarik bukan? Tunggu ulasan-ulasan selanjutnya untuk Qu-Pac! (video demo Qu-Pac?)