Monday, November 28, 2016

Peavey Guitar Showdown 2016


Peavey, salah satu innovator dalam dunia pro audio dan musical instrument khususnya amplifier, baik guitar, bass maupun keyboard, melalui Peavey Indonesia baru-baru ini merilis beberapa seri ampli terbaru untuk pasar instrumen musik di Indonesia. Keseluruhan ampli terbaru tersebut diantaranya; ValveKing 20 MH, Classic 20 MH, 6505 MH dan 6505 Piranha untuk para gitaris dan 2 ampli mini head terbaru untuk para bassis, yaitu MiniMAX dan MiniMEGA.

Untuk menciptakan awareness dari ampli seri terbaru tersebut, Peavey Indonesia mengadakan program Peavey Guitar Showdown 2016. Ide dasar program ini adalah mengundang dan memberikan kesempatan kepada para gitaris untuk mencoba (experience) mini head series terbaru Peavey, di spot-spot yang telah ditentukan, antara lain Demajors Kemang, Hari Hari Musik, Glam Rock Café dan booth Peavey saat gelaran Surabaya Music Expo 2016 lalu.

“Melalui program Peavey Guitar Showdown ini, Peavey Indonesia memastikan para gitaris tidak salah memilih dan membeli amplifier berkualitas dengan harga yang terjangkau. Trying is believing,” jelas Cahyo Budiono selaku Director of Sales, PT. Kairos Multi Jaya sebagai distributor Peavey di Indonesia. “Selain itu, setiap gitaris yang mencoba ampli-ampli tersebut di spot yang telah ditentukan, berhak memenangkan ValveKing 20 MH dan Classic 20 MH”, pungkas pria yang akrab disapa Pak Cahyo tersebut.

Konsep sederhana ini sebagaimana biasanya seorang gitaris yang mendatangi toko musik untuk sekedar mencobanya atau soundcheck sebelum membelinya. Bedanya, program ini sekaligus sebagai ajang unjuk kebolehan (kompetisi) dalam memainkan gitar dan membangun sound yang sesuai dengan karakter permainan masing-masing dengan ampli-ampli tersebut.

Tahap awal (recruitment) program ini dimulai pada tanggal 2 Agustus 2016 dan berakhir pada 25 Oktober 2016. Pada kurun waktu tersebut, peserta yang ambil bagian dalam program ini mendatangi spot yang telah ditentukan, mencoba ampli dengan menampilkan permainan gitar selama 2 menit yang direkam (video) oleh team Peavey Indonesia. Dari keseluruhan video peserta yang berhasil direkam tersebut akan di-upload ke YouTube Channel Peavey Indonesia yang selanjutnya dijadikan bahan penilaian Kejuaraan / kompetisi oleh team juri dan penentuan Juara Favorit.

Team juri yang terdiri dari Donny Suhendra (musisi senior Indonesia), Mudya Mustamin (jurnalis & pengamat musik) dan Yudhi Setiawan (brand Peavey Indonesia) kemudian menilai dan menentukan 20 peserta yang lolos ke babak final berdasarkan peringkat nilai. 

Acara Grand Final Peavey Guitar Showdown 2016 sendiri berhasil digelar pada tanggal 19 November 2016 di Summarecon Mall Serpong lalu.

 Yang berbeda dan menarik perhatian dari konsep penyelenggaraan final Peavey Guitar Showdown ini adalah sistem perebutan kejuaraanya. Lazimnya kompetisi gitar yang pernah diadakan selama ini adalah live performance menggunakan minus one / jam track atau mengirimkan track yang sudah kita rekam sebelumnya. Akan tetapi yang dilakukan oleh Peavey Indonesia ini bisa jadi merupakan hal baru dan belum pernah dilakukan di Indonesia : Guitar Battle! Ya, perebutan juara ditentukan dengan lick war / lick battle / trading lick! Peserta yang masuk babak final akan diundi (drawing untuk) menentukan siapa melawan siapa? Setelah melakukan drawing, peserta akan menampilkan permainan masing-masing selama 1 menit secara bergantian. Setelah itu, salah satu peserta dalam sesi battle tersebut mengambil kertas undian berisi 7 nada dasar (key) secara acak pada kotak yang disediakan. Jadi, keduanya battle dengan key yang sama untuk sesi ‘jual – beli lick’. Efeknya pertarungan benar-benar seru dan sangat spontan! Karena para finalis tidak / belum mengonsep permainan yang akan mereka tampilkan dihadapan lawan maupun audiens. Disinilah kualitas seorang gitaris benar-benar diuji. Baik secara teknikal maupun pengetahuan musical.


Dari keseluruhan duel para finalis Peavey Guitar Showdown 2016 lalu, yang paling menarik adalah duel antara Marcell Hadisaputro dengan Bagas Ramadhan yang masih berumur 13 tahun. Bagas adalah peserta termuda dalam ajang ini! Keduanya bertemu di babak penyisihan dan sama-sama lolos ke putaran semi final. Pada babak semi-final, masing-masing mampu mengungguli lawan masing-masing. Sehingga mereka kembali bentrok di partai final.



Meskipun dari segi usia masih sangat belia, Bagas mampu memberikan perlawanan kepada Marcell yang jauh lebih senior. Dalam pertarungan final, keduanya sama-sama mengeluarkan kemampuan terbaik. Hal tersebut terlihat dari permainan mereka yang seakan tidak kehabisan ide sejak partai penyisihan. Bahkan pada saat sesi battle pun, host seakan tidak mau menghentikan ‘jual beli’ lick yang semakin seru.

Akhirnya setelah menilai performance masing-masing gitaris dan nilai plus dari sesi trading lick, dewan juri memutuskan Marcell sebagai juara dalam ajang Peavey Guitar Showdown 2016 ini. Disusul oleh Bagas Ramadhan mengamankan posisi Runner Up #1 dan Aji Triharto di Runner Up #2.




Selain kompetisi yang berdasarkan penilaian oleh juri, juga ada voting secara online melalui YouTube. Setiap peserta diberikan kesempatan untuk memviralkan video mereka ke kanal media sosial masing-masing untuk mendapatkan LIKES sebanyak mungkin. Peavey Classic 20 MH menunggu jemputan peserta dengan LIKES video YouTube terbanyak. Pada penutupan polling, Shena Ariyandi mampu mengoleksi 7.000 viewers lebih, 2.293 Likes dan keluar sebagai Juara Favorit serta berhak mendapatkan Peavey Classic 20 MH.


- Peavey Indonesia -