Saat membaca ini, kemungkinan kita sudah memiliki sepasang monitor studio yang solid, tetapi mash bertanya-tanya apakah penggunaan headphone akan lebih baik, atau sebaliknya? Atau mungkin kita pernah melihat video clickbait di YouTube yang memberi tahu bahwa semua masalah mixing dan mastering kita akan segera hilang jika kita memakai sepasang headphone studio tertentu?
Dari kedua pernyataan diatas, apabila tidak ada penjelasan yang baik dan menyeluruh, anggap saja pernyataan yang asal.
Jadi sebelum kita membahas lebih dalam ke Studio Monitors vs. Studio Headphones, mari kita selaraskan beberapa hal penting ini terlebih dahulu;
1) Baik monitor studio maupun headphone menawarkan kelebihan dan kekurangan yang berbeda.
2) Tidak ada nilai buruk atas sebuah hasil mixing hanya karena tidak memiliki / menggunakan sepasang headphone atau studio monitor yang ‘benar’.
Jika kita sudah sepakat atas kedua hal tersebut, mari kita lanjutkan pembahasan ini.
Untuk apa sih Studio Monitor dibuat?
Misalkan ada pertanyaan seperti ini, “Saya sudah punya sepasang speaker bagus yang saya gunakan untuk TV, apakah itu juga dapat digunakan untuk mixing?”
Untuk sementara, jangan.
Musisi, produser dan audio engineer cenderung memiliki kesamaan dalam proses pembuatan musik (termasuk mixing), dimana hal ini sangat berbeda jika dibandingkan dengan kalangan yang mengonsumsinya. Maka jenis perangkat reproduksi suara yang mereka gunakan pun juga berbeda.
Sebagian besar home audio system dirancang untuk memberikan pengalaman terbaik dalam menikmati musik kepada pendengar. Untuk mendapatkan objektif itu, mereka biasanya akan meningkatkan sektor low atau high end untuk menghasilkan suara yang “lebih penuh” dan membuat segalanya terdengar lebih jelas dan keras.
Monitor studio tidak dirancang untuk bersenang-senang dan memanjakan telinga seperti itu. Faktanya, mereka dirancang untuk membuat orang yang awam tentang audio production mempertanyakan dan membandingkan semua yang mereka ketahui dan apa yang tidak mereka ketahui – hingga pada level ekstrim – yang mempertanyakan apa sih yang mereka cari dengan speaker bersuara datar begitu?
Kalau ditarik benang merah, ini adalah persoalan cara dan dari sisi mana memandangnya. Perbedaan yang paling mendasar adalah studio monitor dibuat untuk menghadirkan / representasi audio yang akurat! Oleh karena itu, musisi dapat mendengar trek yang mereka rekam sesuai dengan suara sumber aslinya untuk acuan dalam membuat keputusan yang tepat saat proses mixing maupun mastering.
Hingga kadang muncul perasaan yang menyenangkan pada saat kita memutar file project baru yang baru saja kita rekam secara berulang-ulang hingga tanpa kita sadari membuat tetangga mulai terganggu, terutama saat kita memutar salah satu bagian trek snare drum yang diputar ribuan kali.
Untuk sementara, berikut hal-hal yang dapat disimpulkan:
Studio monitor memiliki respon frekuensi yang lebih datar
- Studio monitor memberikan presentasi suara yang lebih akurat atas musik yang mereka rekam
- Kita akan menjumpai “separasi” dalam suara yang kita dengar, di mana hal ini sangat dibutuhkan seoranng engineer pada saat proses mixing dan mastering.
Studio Headphones
Terdapat 2 jenis studio headphone yang umum digunakan, yaitu open back dan closed back. Headphone closed back, sesuai dengan namanya memiliki penutup di seluruh bagian belakang driver yang berfungsi sebagai isolator yang mengeliminasi suara dari luar dan membuat suara track / musik lebih ‘intim’ – terfokus serta meningkatkan persepsi bass.
Sedangkan headphone berjenis open back adalah kebalikan dari closed back. Fitur desain headphone ini memungkinkan pendengaran yang lebih baik untuk proses mixing karena kita dapat mendengarkan musik secara lebih alami. Akan tetapi, karena headphone open back yang tidak bertutup, orang lain kemungkinan juga akan mendengar apa yang sedang kita kerjakan.
Jadi, untuk mixing harus pilih yang mana – antara studio monitor dengan studio headphones?
Jawababnnya mungkin tidak sesuai dengan ekspektasi semua orang, karena jawaban dari pertanyaan ini adalah tergantung. Jika dana kamu cukup, mempunyai keduanya adalah skenario yang ideal, karena masing-masing menawarkan keunggulan yang tidak dimiliki yang lainnya.
Berikut adalah keunggulan masing-masing
Keunggulan menggunakan Studio Monitors untuk mixing
- > Respon frekuensi yang flat (datar, rata di semua spektrum frekuensi)
- > Mengeliminasi kelelahan telinga dan kebutaan suara yang terlalu cepat karena posisi sumber suara dengan telinga relatif jauh
- > Memungkinkan untuk mendengar suara dengan cara yang lebih natural, seperti pendengar yang tida menggunakan headphone.
Keunggulan menggunakan Headphone Studio untuk mixing
- > Lebih mudah untuk mendengarkan setiap detail kecil saat mixing meskipun pada volume rendah
- > Sangat bagus digunakan pada saat membutuhkan suasana yang hening, misalnya mixing di tengah malam atau saat kita berada di gedung apartemen
- > Open-back headphone menawarkan pengalaman yang mendekati studio monitor
- > Memudahkan untuk mengidentifikasi / memahami gejala phasing dan penempatan trek individual pada seluruh spektrum stereo secara umum
Pada akhirnya, faktor yang membuat hasil mixing semakin lebih baik adalah diri kita sendiri. Tidak ada perangkat di planet ini yang dapat mengalahkan ‘telinga yang terlatih‘ dari seorang mixing engineer berpengalaman dalam meramu musik dengan ketrampilan dan pengalaman mereka dalam olah ekualisasi.
Namun demikian, atas nama objektivitas, studio monitor adalah pilihan terbaik untuk mixing karena memiliki respon frekuensi yang lebih datar dan meminimalisir kelelahan pendengaran, terutama pada saat sesi mixing yang panjang. Dan meskipun kita tidak dapat meniru suara ruangan klab atau venue yang lebih besar ke ruang studio kita secara persis, mendengar bagaimana track yang kita mixing (terutama pada sektor low end) berinteraksi baik dengan ruangan adalah hal penting dalam membuat keputusan penting saat sesi mixing.
Bagi sebagian orang, menggunakan headphone pada saat proses produksi membuat mereka “merasa lebih dekat” dan bisa mendengar detail musik yang mereka buat dengan sangat baik, lalu kemudian beralih ke studio monitor untuk proses mixing.
Jadi bagaimana manurutmu?
No comments:
Post a Comment