Thursday, July 1, 2021

Kesuksesan Tidak Dibangun Dalam Satu Malam

Di era sekarang ini, rekaman menjadi sesuatu yang lazim dan bisa dilakukan oleh siapapun, mulai musisi pemula sampai dengan professional. Bahkan yang tren saat ini, content creator. Berkat kemajuan teknologi dan berbagai inovasi perlengkapan recording, rekaman tidak lagi harus dilakukan di studio professional, akan tetapi juga bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun bahkan di kamar tidur.

Fakta menyatakan bahwa Focusrite Scarlett adalah perangkat interface yang paling banyak digunakan dan dijumpai di berbagai studio maupun home studio di seluruh penjuru dunia. Dari pernyataan tersebut akan timbul pertanyaan; apa yang membuat Focusrite Scarlett menjadi audio interface yang paling favorit? Tentu saja disana ada sejarah besar dan warisan kualitas perangkat rekaman legenda yang telah digunakan oleh musisi kenamaan pada era sebelumnya.


 

Sejarah Focusrite

Pada tahun 1985, George Martin (yang dikenal sebagai produser The Beatles) pemilik AIR Studio London menugaskan Rupert Neve (si jenius dibalik perangkat konsol mixing, mic preamp dan EQ brand Neve) untuk mendesain dan membuat Mic Preamp dan EQ Circuit secara exclusive untuk konsol mixing di studio miliknya. Sesuai dengan permintaan George, Neve berhasil menciptakan sebuah konsol preamp yang disebut sebagai ISA 110; sebuah modul preamp yang diciptakan secara cermat dan detail komponen yang memiliki kulitas military-grade. Nah, preamp inilah cikal bakal mic preamp Focusrite yang kita kenal saat ini!



Perlu digaris bawahi, bahwa modul asli ISA110 ini tidaklah murah. Jika Anda ingin membeli ISA110 beserta power supply dan rack mounting-nya saat itu, Anda harus menyiapkan uang sebesar $7000 atau setara dengan $22.000 atau senilai Rp. 374.000.000,- untuk saat ini! Harga yang sangat fantastis untuk sebuah modul preamp.



Ketertarikan George Martin terhadap ISA110, membuat Neve bersemangat untuk mengembangkan mic preamp lainya, seperti ISA130 dan ISA115 yang menjadi esensi dari konsol Focusrite Forte; sebuah proyek mixing konsol hi-end ambisius saat itu; terbesar, kompleks dan termahal! Sayangnya dikarenakan biaya produksi yang super mahal, konsol Focusrite Forte hanya berhasil diproduksi sebanyak 2 unit yang saat ini masing-masing berada di Master Rock Studio di London dan Electrik Lady Studio di New York.



Pada kesempatan lain, Phil Dudderidge menjual perusahaan Soundcraft miliknya dan membeli sebagian besar aset dan gagasan Neve, serta mengumpulkan beberpa engineer dan designer untuk menghidupkan kembali proyek Focusrite. yaitu mendesain dan menata ulang konsol mixing Forte menjadi Focusrite Studio, dengan tetap mempertahankan ISA110 sebagai fitur utama, agar harga modulnya menjadi lebih terjangkau untuk pasar yang lebih luas.



Focusrite Studio adalah modul inovatif dengan 70 input dan prosesing yang powerful. Bisa dikatakan sebagai Sebuah ‘raksasa’ di masanya. Pada tahun 1990, Dudderidge berhasil memproduksi 10 unit konsol Focusrite Studio. Yang mana diantaranya masih digunakan di berbagai belahan dunia sampai dengan saat ini. Salah satunya di Ocean Way Studio Los Angeles yang berhasil merekam karya-karya hits jutaan bahkan miliaran copy! Salah satunya adalah Green Day  album 21st Century Breakdown (2009)



Dapat dikatakan bahwa konsol Focusrite Studio menjadi konsol favorit para engineer rekaman. Beberapa diantaranya yang cukup beruntung dapat menggunakan dan mempelajarinya. Pakar analog Mark Thompson dan Hugh Robjohns dari majalah Funky Junk dan Sound On Sound memuji performa Focusrite Studio, dimana banyak prosesor audio pada konsol lain memanipulasi suara dengan menambahkan atau menghilangkan komponen tertentu justru Focusrite Studio dan unit ISA110 mampu menangkap suara dengan transparan, mempertahankan karakter asli dan tekstur yang smooth di seluruh rentang frekuensi. Sejak saat itu, Focusrite merilis berbagai lini produk komersiil secara luas, diantaranya RedNet series, Platinum, Saffire, Liquid, Clarett dan tentu saja Scarlett series yang dapat kita gunakan dimanapun!



Saat ini, Focusrite Scarlett dengan lini produk generasi ketiga tengah mendominasi pasar audio interface dunia. Scarlett series terdiri dari Scarlett Solo, Scarlett Solo Studio, Scarlett 2i2. Scarlett 2i2 Studio, Scarlett 4i4, Scarlett 8i6, Scarlett 18i8 dan Scarlett 18i20. Meskipun demikian, Focusrite masih terus berinovasi dan merilis ulang beberapa produk di ISA, seperti ISA 428 MKII, mic preamp dengan 4-channel yang menampilkan performa ISA 110 klasik.



Arahan yang cerdas dan cermat dari seorang Phil Dudderidge beserta timnya telah membawa Focusrite pada level sekarang ini; produsen audio interface berkualitas tinggi dengan harga yang mampu dujangkau oleh konten creator maupun musisi amatir sekalipun!

No comments:

Post a Comment