by Richard Frank Taihutu
Halo pembaca setia blog Kairos Multi Jaya. Apa kabar? Pada kesempatan ini saya akan membahas lebih banyak lagi
tentang Headphone dari Audio-Technica, kali ini tiga headphone sekaligus yang kita
akan bahas.
Line up yang kita akan bahas adalah dari seri
professional headphones Audio-Technica, studio monitoring. Line up ini baru
saja menambah keluarga baru dengan dua tipe sekaligus, yaitu ATH-M70x dan ATH-R70x (yang
merupakan headphone open back pertama dari Audio-Technica). Tetapi yang akan saya
bahas adalah seri M20x, M30x dan M40x.
Sewaktu sedang iseng di kantor pusat Kairos, saya
mendapati tiga buah headphone Audio-Technica ex-demo ini. Karena latar belakang saya di dunia recording, saya tertarik
untuk membandingkan ketiganya melalui DAW.
Baiklah, secara umum yang membedakan dari ketiganya
adalah frequency response-nya, ketiganya memakai driver dengan diameter yang
sama 40mm dengan magnet Neodymium. Impedansi relatif sama kecuali untuk M40x
(35ohm). Secara fisik tidak banyak perbedaan, hanya saja ada fitur-fitur
tambahan seperti detachable cable untuk M40x, perbedaan bentuk ear pads dari
ketiganya, maupun rotate-able pads.
Namun yang menjadi perhatian saya adalah sonic
quality dari headphone itu sendiri, untuk itu saya akan membandingkan ketiga
headphone tersebut menggunakan DAW dan playlist lagu-lagu yang sudah saya kenal
betul contour dan sonic quality nya. DAW yang akan saya pergunakan adalah
Presonus Studio One 2, sedangkan untuk playlist lagunya adalah Linda Ronstadt
“When You Wish Upon a Star” dan “Straighten Up dan Fly Right”.
ATH-M20x
Sesaat setelah intro flute dari lagu “When You Wish
Upon a Star” diputar, saya dapat langsung mendengar udara dari pemain flute
tersebut. Suara Linda pun terdengar natural. Sedikit coloration di mid
frequency. Low end-nya pun terdengar tidak overpowered. Kemudian di lagu
“Straighten Up dan Fly Right” saya mencoba mendengar kegesitan heaphone ini di
lagu yang mempunyai trasient yang cukup cepat. Hasilnya sangat memuaskan, M20x
cukup gesit untuk transient cepat.
![]() |
ATH-M20x |
ATH-M30x
Hal yang sama juga saya dengar disini, baik di track
1 maupun track 2 saya mendengar konsistensi di low frequency-nya, namun
coloration di mid frequency-nya subtle sekali. Suara vocal Linda disini menjadi
lebih warm dan hi-nya pun lebih enak didengar. Begitupun di transient yang
cepat, headphone ini pun cukup gesit.
![]() |
ATH-M30x |
ATH-M40x
Disini saya menemukan contour yang lebih flat dari
kedua headphone sebelumnya. Response frequency low-nya pun lebih berasa
dibanding sebelumnya. Di track 1 suara vocal Linda menjadi sangat natural dan
jernih. Saya pun dapat mendengar suara flute yang lebih bright di awal intro
lagu ini. Respon transient cepat di track 2 pun terasa lebih gesit dari
sebelumnya, hampir seperti saya mendengarkan headphone open back. Dan ketika di
putar pada gain headphone yang cukup kencang pun saya masih mendapatkan clarity
yang baik.
![]() |
ATH-M40x |
Kesimpulan
Pada waktu melakukan test diatas, gain dari
masing-masing headphone relatif sama. Maximum gain sebelum clipping pun cukup
tinggi. Pada Track 2 pun ketiga headphone bekerja dengan sangat baik pada lagu
ini, mengingat transient di lagu ini sangat cepat dan eksplosif di dynamic
range-nya.
Saya menemukan bahwa contour frequency di ketiga
headphone ini sedikit berbeda satu dengan yang lainnya, M40x yang cukup flat
dibanding yang lain. Dari sini saya dapat menarik kesimpulan beberapa aplikasi
yang tepat untuk masing-masing headphone tersebut.
M20x sangat cocok sekali digunakan untuk sebagai
headphone monitor pada saat recording, misalnya saja untuk kebutuhan tracking
vocal, karakter headphone ini sangat nyaman sekali untuk suara vocal,
coloration di mid frequency ini membantu membuat vocal lebih kedepan.
Sedangkan M30x lebih fleksibel untuk digunakan
sebagai headphone monitor maupun untuk critical listening pada saat mixing
ataupun mastering. Respon low yang sangat enak dan tidak berlebihan, serta
sedikit sekali coloration di mid-nya.
M40x ini adalah favorit saya, dengan karakter suara
yang lebih flat dan dynamic range yang besar membuat headphone ini sangat cocok
digunakan pada saat mixing atau pun mastering. Oh iya, kesimpulan saya diatas
bukan berarti kedua headphone sebelumnya tidak bisa digunakan untuk mixing
ataupun mastering loh. Frequency response dari M20x dan M30x sudah sangat bagus
untuk digunakan sebagai reference untuk mixing maupun mastering.
Sedikit tambahan yang cukup menarik, noise bleed dari
ketiga headphone ini sangat kecil sekali, dan pad-nya pun sangat nyaman untuk
digunakan dan tidak sakit di telinga walaupun untuk pemakaian yang lama
sekalipun.
RFT