Dalam sebuah kegiatan ibadah, tidak bisa
dipungkiri bahwa sound system memiliki peranan yang sangat penting.
Sound system menjadi salah satu faktor penentu kualitas & suasana ibadah.
Dengan kualitas sound system yang baik, jemaat akan bisa menangkap setiap pesan
dalam ibadah, baik pada saat Praise and Worship maupun pada saat
mendengarkan Kotbah.
Bagi para pengurus / pengerja tempat ibadah, penentuan
peralatan sound system menjadi pekerjaan yang tidak mudah dan sangat kompleks.
Berbagai macam produk dengan keunggulannya masing-masing menjadi bahan
pertimbangan. Disitulah kejelian dalam memutuskannya harus dimiliki oleh para
pengurus agar objective yang ingin dicapai dalam penyelenggaraan ibadah
tercapai.
Berikut ini adalah petikan wawancara kami dengan Samuel
Aderiel. S salah satu Pengurus dan Pak Wegig Satrija Puruhita (Sound Engineer) Gereja Bethany Salatiga
sebagai salah satu user Allen & Heath dLIVE S7000.
Bro
Sammy, apa alasan pengurus Gereja Bethany Salatiga memilih dLIVE sebagai mixing
console untuk keperluan ibadah?
"Ketika Gereja kami memutuskan untuk melakukan
peremajaan sound system, kami mendapatkan banyak penawaran dari berbagai mixer
digital. Ada beberapa pertimbangan yang membuat kami pada akhirnya memilih
A&H dLive…
Pertama,
Harga
& Kualitas
. Mixer dLive sangat Worth it. Harga
& kualitasnya sangat sebanding. Menurut saya secara pribadi,
di beberapa aspek dLive lbh unggul daripada mixer digital merk lain yang ada di
kelasnya".
Kedua,
Durability
. Gereja
kami sudah lama mengenal & menggunakan merk Allen & Heath. Kami
sudah membuktikan bahwa Allen & Heath memang terkenal dengan durability-nya.
Sebelum menggunakan dLive kami memakai mixer analog GL3300. Pemakaian selama 13
tahun dengan intensitas penggunaan hampir setiap hari mixer kami tidak pernah
rewel & masih berfungsi normal sampai saat ini. Saya yakin kualitas dan
durability Allen & Heath juga ada pada console dLive ini".
Ketiga, Fitur Digital
.
Dengan semakin berkembangnya Gereja pasti akan muncul banyak tuntutan
& kebutuhan. Tidak bisa dipungkiri bahwa mixer analog memiliki beberapa
keterbatasan sehingga tidak bisa menghandle seluruh kebutuhan pada saat Ibadah.
Kehadiran teknologi mixer digital lah yang bisa menjawabnya. dLive pilihan yang
sangat tepat".
Keempat,
Support
. Pada
saat membeli dLIVE kami mendapatkan jaminan support dari distributor (Kairos,
red) apabila suatu saat ada masalah dgn Mixer kami. Seperti kita ketahui tidak
semua distributor terbukti mau & mampu memberikan support yang jelas &
nyata".
Pada kesempatan terpisah, kami juga mewawancarai Wegig
Satrija Puruhita selaku sound engineer
yang menjadi ‘pilot’ dLIVE S7000 di Gereja Bethany Salatiga.
Pak Wegig, menurut Anda bagaimana fitur
dan kemampuan dLIVE S7000?
"Teknologi pada console dLIVE sangat canggih. Sesuai
namanya, console ini benar-benar memudahkan kerja seorang SE dalam menghadapi
situasi live yang terkadang tidak terduga & butuh penanganan yang cepat. Selain
memiliki fitur yang lengkap, dLIVE juga memungkinkan koneksi yang sangat
praktis. Salah satu contoh untuk sistem
personal monitor musisi”.
Secara tampilan, console ini tidak hanya indah tetapi
benar-benar detail dalam pembuatannya. Baik dari segi material mau bentuk
fisiknya. Semuanya dibuat dengan penuh pertimbangan.
Berarti
Anda sudah pernah memakainya untuk live mixing. Bagaimana pengalaman Anda dengan dLIVE?
Console dLIVE sangat friendly bagi Sound Engineer.
Terutama untuk Sound Engineer yang belum lama mengenal mixer digital. Mixer
ini sangat mudah dipelajari & dioperasikan. Tidak membutuhkan waktu yang
lama untuk transisi dari analog mixer
ke dLIVE.
Di
gereja kami SE dituntut untuk memenuhi kebutuhan telinga Pemusik & tim
Pujian yang jumlah orangnya cukup banyak. Di setiap Ibadah, personil selalu
berubah sehingga otomatis settingan juga harus berubah sesuai kebutuhan. Dengan
berbagai fitur yang ada di console dLiIVE sangat meringankan kerja saat sebagai
SE dalam melakukan mixing.
No comments:
Post a Comment